Postingan ketiga di blog ini masih belum menemukan grand-plann tema yang akan kuangkat, jika kembali kubaca postingan sebelumnya tentu target jangka pendek yang harus kulakukan adalah tetap menulis tanpa mengindahkan kaidah penulisan (hahaha..), minimal konsisten tiap minggunya ada postingan.
Jika mengkaitkan antara keinginan menulis dan pikiranku sebenarnya tidak banyak ide yang dapat ditumpahkan, namun melihat pengarang atau penulis cerita masa lalu sungguh membuatku takjub. Ada banyak hal yang bisa mereka tuliskan, salah-satunya kisah Mitologi Yunani kuno. Banyak versi tentang penceritaan para dewa-dewi dalam mitologi tersebut hingga peradaban Yunani saat itu mempercayainya walaupun kisah tersebut fiktif belaka.
Kekuatan karya tulis untuk mempengaruhi persepsi dan lain sebagainya mampu melampaui ruang dan waktu, sungguh luar biasa bagiku. Menulis merupakan suatu hal mengerikan bagi sebagian orang, sehingga mereka berusaha menjauhi dan menghindarinya. Jika melakukan survey, mungkin hanya satu atau dua orang dari seratus kalangan usia produktif yang gemar menulis.
Menurut sebuah studi, budaya menulis memang setingkat lebih tinggi dari budaya membaca. Membaca dan menulis merupakan aktivitas yang saling mendukung. Orang yang menulis pasti gemar membaca namun orang yang membaca tak selalu mau menulis. Orang yang hendak menjadi penulis harus mau membaca. Mau tidak mau ia harus membiasakan diri untuk membaca. Jadi menulis tanpa membaca tidak akan bisa, sebab keduanya berkaitan. Akan tetapi, orang yang suka membaca belum tentu secara otomatis dapat menulis dan menjadi penulis. Dengan banyak membaca, maka tulisan yang dihasilkan akan semakin kreatif dan berbobot.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menulis mengandung pengertian melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Hal serupa yang mirip dengan menulis adalah mengarang, yang dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang.
Seperti karya epic Mitologi Yunani kuno, saya penasaran siapa yang menulisnya hingga filsuf Socrates yang mendapat gelar Bapak Filsafat Dunia pun membedahnya dan kemudian menghasilkan ide-ide liar mempersepsikan dunia ini lalu melahirkan banyak sekali cabang ilmu pengetahuan. Dari hasil penelusuran, banyaknya versi Mitologi Yunani kuno ini disebabkan beberapa penulis yang berbeda. Misalnya Hesiod, disebutkan bahwa ia seorang petani miskin yang sanggup menulis buku berjudul Theogony. Kemudian Homer yang terkenal melalui bukunya Iliad dan Odyssey yang ditulisnya kurang lebih pada tahun 1000 SM.
Sastrawan lainnya yang menulis di masa Kaisar August (Kekaisaran Romawi) adalah Ovid, bukunya berjudul Methamorphoses yang lengkap dibalut diksi yang memukau. Pun penjelajahan Alexander The Great merupakan ego untuk membuktikan kisah-kisah tersebut. Setelah menaklukkan setengah dunia dan mendirikan Kota Alexandria di Mesir 250 SM, para sastrawan juga penyair yang turut serta dalam perjalanan itu kembali menuliskan kisah Mitologi Yunani kuno versi mereka sendiri sebagai hasil pengamatan aktual tentang dunia, karya mereka tak kalah memukau dengan hasil karya Ovid.
Saat ini, media untuk menulis tersedia dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang beragam. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, internet menyediakan tempat untuk melatih dan mengasah tulisan semakin banyak. Salah-satunya lewat blog, setiap orang bisa mempergunakan blog untuk menulis (seperti yang saya lakukan sekarang, hahaha).
Tulisan apapun bisa diposting di blog. Secara umum, blog dapat diartikan secara umum sebagai wadah postingan online yang dapat diakses oleh pengguna di dunia maya, dengan blog kita dapat saling membagikan informasi atau apapun kepada semua orang tanpa batasan waktu dan wilayah.
Blog pribadi yang sejatinya buku harian online bersifat bebas dan tidak terikat dengan segala bentuk aturan menulis ilmiah dalam penulisannya. Terserah bisa diisi dengan beragam kreatifitas dan ekspresi, atau mungkin hasil penelitian pribadi. Harapanku bisa seperti penulis hebat terdahulu (hehehe..), jadi semakin kita terbiasa dalam menulis semakin akan lebih mudah menuangkan serta menghasilkan tulisan yang berbobot secara ide maupun gaya penulisan. Dengan kata lain, blog pribadi dapat menjadi media untuk mengkonstruksikan ide atau gagasan ke dalam media tulisan.
Kupikir kebiasaan menulis pengalaman pribadi lewat blog saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan di era digital seperti sekarang. Catatan-catatan harian yang ada dapat dirangkai dan diberikan ilustrasi akan bisa menjadi karya tulis yang bisa dibukukan. Mungkin saja seribu tahun lagi nama kita akan tercatat dalam sejarah peradaban manusia melalui sebuah tulisan!
0 Comments:
Posting Komentar