Kekuatan psikis adalah istilah pada seseorang yang memiliki kemampuan pikiran, yaitu mampu memahami hal-hal spesifik

Kekuatan itu tidak terlepas dari keberadaan indra keenam atau Extrasensory Perception (ESP) yang mereka miliki

Realitas adalah totalitas dari suatu sistem, yang diketahui dan tidak diketahui

Perspektif fenomenologis, realitas merupakan sesuatu yang secara fenomenal nyata (eksis) - sementara non-realitas dianggap tidak ada

Hukum kekekalan energi berbunyi energi total selalu konstan dalam setiap proses perubahan

Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, hanya berubah

Kamis, 15 Oktober 2020

Belum Menemukan Grand-Plann


 

Postingan ketiga di blog ini masih belum menemukan grand-plann tema yang akan kuangkat, jika kembali kubaca postingan sebelumnya tentu target jangka pendek yang harus kulakukan adalah tetap menulis tanpa mengindahkan kaidah penulisan (hahaha..), minimal konsisten tiap minggunya ada postingan.


Jika mengkaitkan antara keinginan menulis dan pikiranku sebenarnya tidak banyak ide yang dapat ditumpahkan, namun melihat pengarang atau penulis cerita masa lalu sungguh membuatku takjub. Ada banyak hal yang bisa mereka tuliskan, salah-satunya kisah Mitologi Yunani kuno. Banyak versi tentang penceritaan para dewa-dewi dalam mitologi tersebut hingga peradaban Yunani saat itu mempercayainya walaupun kisah tersebut fiktif belaka.

Selasa, 06 Oktober 2020

Mempersepsikan Apel Emas Aphrodite

 


Postingan kedua ini tetap mengambil jalur "asal nulis" seperti halnya postingan pertama, yaitu melakukan aktifitas menulis yang tidak memperdulikan kesesuaian dengan kaidah penulisan, mohon dimaklumi. Hanya melalui pembebasan diri dari pakem kaidah penulisan, saya berharap "suka dan akrab" terlebih dahulu dengan aktivitas blogging ini. Bisa diibaratkan dengan anda yang baru saja bertemu seseorang, dari sekilas pertemuan tersebut anda merasa suka, lalu ingin memiliki hubungan akrab satu sama lain, di tahap berikutnya ditentukan oleh bagaimana tujuan dari hubungan tersebut, entah itu hubungan intim yang mesra juga diselimuti dramatisasi atau mungkin hanya "just have fun". Dalam blog DiPERSEPSI ini saya mengharapkan kemesraan dan memenuhi prinsip kemanfaatan, serta menikmati setiap kebuntuan ide maupun menyusun kerangka berpikir, juga berusaha menjangkau hal-hal yang "tidak perduli apa yang orang lain katakan (sambil tersenyum culas seperti ekspresi tokoh antagonis sinetron ~ tolong jangan dibayangkan, ya!)"

Senin, 05 Oktober 2020

Say Hi, Bloggerians!



Jadi gini, ini adalah postingan pertama setelah sekian lama tidak blogging, kurang lebih sudah 8-12 tahun sependek ingatanku. Di postingan ini, ijinkan saya menulis tanpa menghiraukan bentuk baku penulisan maupun tanda baca atau apalah itu hahaha.. Pengennya sekarang, kenalan lagi dengan dunia blogging. Selanjutnya, tidak tahu lagi mau ngapain dan diisi konten apaan hahaa..

Postingan pertama ini coba ulas kenapa saya berikan nama blog "DiPERSEPSI" kali ya? Ok, awalnya cuma mau memberikan nama "persepsi" tapi sudah ada yang pakai katanya si-Google, coba beberapa nama lain tidak matching dengan yang ada di imajinasi saya hahaha.. Setelah saya kenyangkan perut dengan sepiring tahu campur dapatlah nama "DiPERSEPSI", ya cuma ada tambahan kata "di-" di awal kata "persepsi". Setidaknya blogging ini adalah sebuah aktifitas, kata "di-" tersebut tentu fungsinya sebagai kata kerja. Kata berikutnya, bagi saya ini termasuk salahsatu kata mistik dalam kehidupan sosial kita.